Jumat, 02 Mei 2008

Pendidikan Islam Harus Jadi Pilihan, Bukan Alternatif

Tuntutan ilmu sampai ke negeri China, pepatah itu mengajarkan kepada setiap manusia untuk menuntut ilmu tanpa kenal lelah. Namun, belakangan ini orang menjadi lebih suka memilih lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi yang berada di uar negeri, ketimbang yang berada di tanah air. Apakah ini diakibatkan dari pepatah itu, atau karena minimnya kualitas pendidikan di tanah air. Berikut petikan wawancara eramuslim dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Dr.H. Suyatno, M.Pd tentang kualitas pendidikan di Indonesia.

Mampukah lulusan lembaga pendidikan Indonesiabersaing dengan lulusan luar negeri?

Kalau bicara masalah pendidikan di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, kita masih sama-sama prihatin, kita masih jauh tertinggal dari pendidikan di negera-negara berkembang lainnya. Jadi secara umum kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Tapi kalau kita lihat secara khusus mungkin ada perguruan-perguruan, baik pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi, yang kualitasnya tidak jauh kalah dari perguruan tinggi asing. Kalau kita general secara umum, memang rata-rata kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Tapi kalau kita lihat satu-satu ada perguruan tinggi kita yang sudah hebat, sudah bagus, juga tidak kalah kompetisinya dengan perguruan tinggi di luar negeri, baik berbasis Islam maupun non Islam.

Nah bagaimana dengan kualitas lulusan pendidikan berbasis Islam?

Sekarang untuk pendidikan yang berbasis Islam, sering sekali ada mispersepsi, kita siring bangga dengan jumlah yang banyak. Seperti mayoritas penduduk Indonesia, adalah muslim, dari segi kuantitas memang besar, tapi dari segi kualitas pada umumnya pendidikan Islam ini masih tertinggal. Oleh karena itu, ke depan, apakah bicara pendidikan secara umum atau berbasis Islam, seharusnya pendidikan Islam itu harus menjadi pionir, harus menjadi yang terdepan. Karena itu, pendidikan yang berbasis Islam itu bagi bangsa, dan bagi kita merupakan bagian dari perjuangan umat. Itu yang harus terus diperjuangkan.

Kita, di perguruan tinggi yang berbasis Islam ini sedang merancang sebuah program agar bagaimana pendidikan-pendidikan kita itu lebih maju, terutama dalam pendidikan yang berbasis Islam. Oleh karena itu, karena eranya ke depan adalah era kompetisi, daya saing. Mau tidak mau, pendidikan yang berbasis Islam itu harus mampu mengambil bagian itu. Kalau tidak mampu mengambil bagian itu, umat Islam pada umumnya atau pendidikan Islam itu nantinya hanya sebagai penonton, bahkan lama-kelamaan itu pendidikan Islam dengan sendirinya akan habis.

Saya menyadari, kenapa ada sebagian umat Islam, yang tidak mau menyekolahkan putera/puterinya di sekolah Islam, saya menyadari betul. Sebab bagi orang tua atau masyarakat akan memberikan yang terbaik bagi keluarganya dan bagi putera/puterinya, kalau dikatakan memasukan pendidikan yang tidak bermutu walaupun berbasis Islam, mungkin itu tidak menjanjikan bagi masyarakat dan para orang tua, maka bagi kita tidak ada jalan lain, pendidikan Islam harus meningkatkan kualitas yang lebih baik, agar menjadi pilihan, bukan menjadi alternatif. Sekarang itu kan menjadi alternatif, bukan menjadi pilihan, kita ingin menjadi pilihan bukan sekedar alternatif.